Pemerintah Targetkan 80% Perempuan dapat Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks
Published on Jumat, 11 Oktober 2013
23.49 //
Berita
Kanker Payudara dan Kanker Serviks merupakan kanker yang paling
sering dijumpai pada perempuan dewasa ini. Akan tetapi deteksi dini
kedua jenis kanker tersebut dapat dilakukan dengan teknologi tepat guna
yang murah dan sederhana atau simple. Itulah sebabnya, pengendalian
kedua jenis kanker tersebut merupakan salah satu program prioritas
Pemerintah.
Demikian sambutan Menteri
Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada acara pembukaan training
of trainers deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks, di
Lingkungan Kemenkes RI (3/10).
Menurut Menkes,
dalam pengendalian kanker payudara dan kanker serviks, Pemerintah
mentargetkan minimal 80% perempuan usia 30-50 tahun melakukan deteksi
dini setiap 5 tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2010, jumlah perempuan Indonesia yang berusia 30-50 tahun adalah sekitar
35 juta (35.950.765 orang).
Sampai dengan
tahun 2012 jumlah perempuan yang telah diskrining lebih dari 550 ribu
orang (575.503 orang) dengan jumlah IVA (+) lebih dari 25 ribu orang
(25.805 orang) atau 4,5%), suspek kanker leher rahim 666 (1,2 per 1000)
dan suspek tumor payudara 1.289 (2,2 per 1000). Cakupan deteksi dini ini
masih perlu ditingkatkan dengan kerja keras, kerja cerdas, dan inovasi
bersama seluruh lapisan masyarakat, tambah Menkes.
Ditambahkan
program nasional deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
ini dicanangkan oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono pada tanggal 21
April 2008, sekitar 5 tahun yang lalu bertepatan dengan peringatan Hari
Kanker Sedunia 2008.
Sejak pencanangannya
hingga tahun 2013, Pemerintah telah memperluas pelaksanaan deteksi dini
kedua kanker tersebut ke 140 kabupaten di 31 provinsi, yang dilaksanakan
oleh 500 dari 9500 Puskesmas. Saat ini, telah ada 202 pelatih atau
trainers yang terdiri dari dokter spesialis obstetri ginekologi, dokter
spesialis bedah onkologi, dokter spesialis bedah, dan diperkuat oleh
1.192 providers atau pelaksana program terdiri dari dokter umum dan
bidan.
Ketidaktahuan masyarakat khususnya kaum
perempuan Indonesia pada bahaya kanker payudara dan kanker serviks perlu
disikapi dengan peningkatan upaya promotif-preventif. Antara lain
dengan melaksanakan sosialisasi, advokasi, dan edukasi di berbagai
elemen masyarakat. Edukasi akan lebih efektif jika dilakukan lebih awal,
antara lain pada siswa sekolah melalui guru-guru mereka dibantu oleh
para ahli. Menkes berharap agar YKI, SIKIB, Pertamina, dan POGI beserta
berbagai organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, dan BUMN dapat
mendukung pelaksanaan upaya ini.
Dengan
dukungan seluruh lapisan masyarakat program ini diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kedua kanker tersebut
tutur Menkes.
Data pemanfaatan Jamkesmas 2011
menunjukkan bahwa biaya rawat jalan penderita kanker adalah sebesar 8%
dari total pembiayaan Jamkesmas, yaitu Rp.154,4 milyar. Upaya promotif-
preventif dapat menekan terjadinya Kanker Payudara dan Kanker sehingga
dapat menekan pembiayaan Jamkesmas.
Dengan
deteksi dini menggunakan metode Clinical Breast Examination atau CBE
untuk kanker payudara dan metode IVA dan papsmear untuk kanker serviks
akan mempercepat penanganan kedua jenis kanker ini, sehingga
prognosisnya akan lebih baik dan biaya pelayanan pengobatan juga dapat
ditekan. Oleh karena itu, capaian cakupan deteksi dini dan akses
masyarakat pada pelayanan deteksi dini ini perlu ditingkatkan dengan
sungguh-sungguh dari waktu ke waktu.
Pada
kesempatan tersebut, Menkes juga menyampaikan apresiasinya kepada
Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia
Bersatu (SIKIB), Pertamina, dan Perhimpunan Obstetri Ginekologi
Indonesia (POGI) yang bersama-sama Kementerian Kesehatan
menyelenggarakan Training of Trainers ini sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Peduli dan Cegah Kanker Serviks (GNPCKS).
Berita
ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS
081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan
alamat e-mail kontak@depkes.go.id.
0 komentar